October 17, 2016

Ketika Cinta Terbentur Sebuah Perbedaan, Aku Memilih Meninggalkanmu karena Aku Mencintaimu

Bertemu denganmu adalah anugerah tersendiri bagi hidupku. Aku bersyukur dapat mengenalmu, bersamamu, dekat denganmu dan merasakan cintamu. Kehadiranmu memberi warna tersendiri untukku.
Apa mungkin aku menyukaimu? Ah tidak, rasanya aku mencintaimu.
Semula aku tidak mengerti kenapa jantungku berdegup kencang ketika melihat senyum dan tawamu. Bahkan aku tidak mengerti kenapa perasaanku meluap ketika kamu memanggil namaku.


Apa karena aku mulai menyukaimu? Ah, sial! Lebih parah dari itu. Aku mencintaimu. Sebuah kebodohan bagiku karena terlambat menyadari semua ini. Aku terlanjur menaruh rasa yang begitu dalam padamu. Rasa yang seharusnya tidak pernah ada di antara kita.
Aku dan kamu berbeda. Aku hanya akan membuatmu terluka.
Perbedaan antara kamu dan aku menjadi jurang besar di antara kita. Aku menyembah Tuhanku, sedangkan kamu menyembah Tuhanmu. Tuhan kita, iman kita, dan juga keyakinan kita tidak sama. Kamu dan aku berbeda.
Aku sempat berpikir untuk mengesampingkan semuanya. Hanya saja, aku tahu masa depan yang akan kita lalui akan sangat berliku. Aku cukup mengerti kamu. Aku tidak ingin menyakitimu dengan segala penderitaan yang harus kamu hadapi jika bersamaku.
Jangan berpikir aku menyerah. Jangan berpikir cintaku padamu terlalu dangkal. Tidak! Aku hanya mencoba menggunakan sisa-sisa logika yang ada untuk ‘menyelamatkanmu’. Aku tidak ingin kamu terluka lebih dalam hanya karena cinta kita. Aku hanya ingin kamu bahagia.
Sungguh aku mencintaimu dengan segenap hatiku, karenan itu aku memilih meninggalkanmu.


Bohong jika aku berkata tidak ingin memilikimu. Jika saja aku mampu, aku sungguh ingin memilikimu selamanya. Apa daya, aku hanya seorang makhluk yang mencoba taat pada aturan Tuhanku. Aku hanya seorang anak yang tidak mampu menentang keluarga. Dan aku hanya seorang pecinta yang tidak ingin menyakiti kamu yang aku cinta.
Sebuah keputusan berat ketika aku memilih untuk meninggalkanmu. Bukan berarti aku tidak mencintaimu. Justru karena besarnya cintaku padamu hingga tak mampu aku mengusikmu. Pergi mungkin bukan cara yang kamu inginkan. Namun bagiku, ini yang terbaik untuk kamu dan aku.
Bolehkah aku menangis sekali saja? Meninggalkanmu ternyata begitu menyesakkan jiwa.
Aku baru tahu, meninggalkanmu ternyata bukanlah hal yang mudah bagiku. Bagaimana aku bisa melupakanmu jika setiap mataku terpejam hanya bayangmu yang hadir di sana? Kamu yang selalu ada untuk aku. Kamu yang pernah menangis untukku. Kamu yang selalu mengisi hari-hariku.
Andai saja aku bisa melupakanmu sedetik saja. Andai saja tetes air mata mampu mengurangi serpihan-serpihan rasa sakit di dada. Andai saja dengan jarak ini kepedihan di hati mampu terobati. Andai saja...
Aku tahu kamu terluka, tapi inilah caraku mencintaimu.
Kepergianku jelas bukan hal yang kamu mau. Aku tahu betapa terlukanya kamu. Aku juga merasakan sakit yang sama. Ada lubang besar menganga di dalam dada. Tidak akan pernah bisa terisi penuh sempurna tanpa kamu di sana. Iya, aku tahu kamu terluka. Namun, inilah caraku mencinta.
Bukan dengan berada di sampingmu. Bukan dengan ungkapan mesra dan panggilan sayang. Bukan pula dengan belaian lembut dan pelukan hangat. Inilah caraku mencintaimu. Menjaga hatimu agar tidak terluka hanya karena cintaku yang tidak sesempurna cintaNya.
Hei, biarkan aku menyimpanmu sebagai kenangan terindah dalam hidupku. Kisahku dan kamu tidak akan pernah pudar dalam ingatanku. Terima kasih atas segala kenangan indah dan hari-hari yang kita lalui bersama. Maaf untuk rasa sakit karena aku tinggalkan. Kamu boleh saja membenciku, tapi berjanjilah untuk berbahagia, meski tanpa aku.
 idntimes.com

Previous
Next Post »

Post a Comment